Kalian tentunya pernah ngelihat sebuah iklan di televisi yang kejadiannya kurang lebih begini:
“Hai
bud ini kertasnya” Rudi berbisik sambil melemparkan sebuah kertas lucek
yang diremas. Lalu budi menggambilnya dan menuliskan sesuatu dikertas
itu dan mengembalikannya pada Rudi. Ternyata di kertas itu Budi
menuliskan : “Mau pintar?? Makanya belajar”
Dan Akhirnya Rudi pun ketahuan guru yang mengawasi jalannya ujian, Rudi pun hanya bias cengar-cengir.
Ngepek,
nyontek, nurun, dan kawan-kawannya adalah telah kita pahami bersama,
bahwa hal itu adalah melakukan kecurangan saat ujian atau ulangan.
Caranya macam-macam, mulai dari menulis kunci jawaban di kertas, meja,
bangku, HP, atau yang parah adalah menulis di anggota badan, entah itu
di daerah kaki, tangan, tau daerah perut lalu mebukaknya saat ujian
berlangsung, bekerja sama dengan teman, atau yang lebih hebat adalah
membuka buku saat pelaksanaan ulangan (kecuali kalau ulanagnnya bersifat
open book). Dan saya yakin, saya pernah melakukannya, baik waktu masih
di SD, SMP, SMA, atau sampai kuliah saat ini. Mudah-mudahan kalian
tidak.
Ada baiknya kalau saya boleh bertanya kepada kalian semua,
kira-kira apa sih yang sedang banyak-banyak terjadi di Negara Indonesia
tercinta kita ini dan membudidaya dan mungkin dilestarikan oleh orang
Indonesia, baik dari golongan pemerintahan atau sampai tukang tambal ban
sekalipun itu??
Kalau kalian menjawab KORUPSI, saya yakin 99% jawaban kalian bener.
Dan
ketika saya mengajak kalian untuk membahas dampak dari koropsi, maka
kita sudah hapal di luar kepala. Mulai dari kelaparan, kekeringan, putus
sekolah, dan sebagainya, mungkin lebih parah lagi kematian. Tapi kalau
saya ajak mikir kenapa hati nurani mereka bisa tertutup alias membatu
ketika melakukan perbuatan haram yang disebut korupsi tersebut. Padahal
sebenarnya dalam diri manusia ada organ tubuh yang bernama hati yang
tidak pernah berdusta sekalipun. Saya ambil contoh, ketika ada orang
yang meminta-minta dijalan, apa suara hati kita? Pada saat itu suara
hati yang timbul dalam hati nurani kita adalah kasihan dan ingin
membantunya supaya beban hidupnya tidak seberat itu. Tapi suatu saat ada
semacam penutup hati yang menyebabkan hati yang jujur tersebut tidak
mampu kita dengar. Penutup itulah yang disebut EGO.
Lalu apa
sebabnya perbuatn itu masih saja terjadi di negara tercinta kita, karean
belum disadari bahwa korupsi adalah perbuatan yang merugikan.
Sesungguhnya itu adalah disebabkan adanya kebiasan buruk yang terus
diulang-ulang dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Karena
keburukan itu diulang-ulang, akhirnya menjadi kebiasaan yang dianggap
baik. Satu contohnya adalah, ketika anak kecil melihat adegan pegangan
tangan atau ciuman di televisi, lalu karena perbuatan itu diulang-ulang
dan orang tua mereka tidak pernah mengawasinya dan melakukan koreksi
atas perbuatan buruk yang dilihat oleh buah hatinya, maka sampai dewasa
sekalipun ia akan ,menganggap bahwa ciuman atau pegangan tangan dengan
laiki-laki tau perempuan yang bukan muhrimnya adalah bukan perbuatan
tercela dan berdosa.
So, sebenarnya ada hubungan apa sih sama diri kita??
Kalau ada pertanyaan, sebenarnya sama tidak sih KORUPSI dengan MENYONTEK?
KORUPSI = MENYONTEK?
Rasanya
saya tidak perlu bahas lagi contoh-contoh budaya ketidak jujuran ini,
mulai dari menyontek yang dilakukan berjama’ah antara murid dengan murid
dan dengan gurunya, guru yang ketahuan mencuri soal UAN, praktek jual
beli ijazah, dan kawan-kawannya.
Jadi sudah jelas bahwa penyebab
korupsi marak terjadi di Indonesia adalah karena bibit-bibit
puntra-putrinya saja telah melakukan tindakan korupsi kecil-kecilan yang
disebut nyontek itu sejak dari bangku sekolah. (gimana kalau sudah
sukses??).
Saya yakin semua agama tidak ada yang menganjurkan
untuk melakukan hal yang positif dengan menghalalkan segala cara.
Kesuksesan adalah dimana kita menyadari kekurangan diri kita dan
mengoreksinya agar suatu ketika bila kita menghadapi masalah yang sama
dapat mengatasinya denga baik. Ingat!!! Bukan menutupi kekurangan kita
dengan kebobrokan orang lain. Yakinlah dengan kemampuan diri kita. Kita
bisa.. Kita bisa…
“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…” (QS Ar-Ra’d ayat 11)
“Kesuksesan itu tidak dilihat dari
beberapa kali mereka mendapat kegagalan, tapi dilihat dari berapa kali
ia bangkit dari kegagalan” (Abu Bakar RA)
“Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana-mana” (Pepatah)
“Mau pintar??. Makanya belajar”(Iklan Suplemen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar